
News Tajdid , Bulungan – Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kalimantan Utara mengalami pengurangan layanan akses internet imbas dari kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah pusat. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (KISP) Provinsi Kalimantan Utara, Iskandar.
Menurut Iskandar, pengurangan titik layanan internet ini merupakan bagian dari program nasional yang harus diikuti oleh pemerintah daerah.
“Titik layanan internetnya memang dikurangi karena ini program dari pusat, jadi kita di daerah hanya bisa mengikuti,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (10/4/2025).
Dampak dari pengurangan akses internet ini paling dirasakan oleh sekolah-sekolah di wilayah pedalaman dan perbatasan seperti Krayan, Malinau Selatan, dan Nunukan.
“Yang paling terdampak adalah daerah Nunukan dan Malinau. Efeknya cukup terasa di sana,” tambah Iskandar.
Meski demikian, Pemerintah Provinsi Kaltara tetap memprioritaskan akses internet untuk SMA yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Salah satu solusi yang ditempuh adalah dengan menyediakan layanan internet gratis menggunakan teknologi Starlink.
“Fokus kita tetap pada SMA di wilayah 3T. Long Nawang sudah mendapatkan layanan internet Starlink dan Krayan akan menyusul. Targetnya, tahun ini seluruh wilayah 3T bisa terlayani,” jelas Iskandar.
Iskandar mengungkapkan, kendala utama dalam penyediaan layanan internet ini adalah keterbatasan anggaran. Oleh karena itu, strategi efisiensi menjadi pilihan yang harus diambil pemerintah daerah.
“Kondisi anggaran memang sedang ketat, jadi kita harus menyesuaikan strategi dengan kondisi tersebut,” ucapnya.
Upaya lain yang telah dilakukan oleh Pemprov Kaltara adalah menjalin komunikasi dan kerja sama dengan penyedia layanan seperti Telkomsel. Bahkan, Gubernur Kaltara telah mengirimkan surat resmi kepada pusat Telkomsel guna memanfaatkan Base Transceiver Station (BTS) yang tidak aktif.
Iskandar berharap masyarakat bisa memahami situasi yang sedang dihadapi. Ia pun optimistis kondisi layanan internet di SMA akan kembali normal pada tahun mendatang.
“Kami berharap tahun depan situasinya bisa membaik dan layanan bisa berjalan seperti sedia kala,” pungkasnya.