
TAJDIDOFFICIAL.COM, NUNUKAN – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Nunukan mengadakan pertemuan strategis dengan BP3MI Nunukan pada Selasa, 20 Mei 2025. Pertemuan berlangsung di Kantor BP3MI Nunukan dan dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BP3MI Sarni, S.Sos., serta Koordinator Tim Kelembagaan BP3MI Kalimantan Utara, Usman Affan.
Pertemuan tersebut membahas penguatan sinergi dalam upaya perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia. Salah satu agenda utama yang dibahas adalah sosialisasi pencegahan penempatan PMI non-prosedural, dengan melibatkan peran aktif organisasi otonom Muhammadiyah.
“Sinergi ini penting untuk membangun kesadaran bersama bahwa perlindungan PMI tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat sipil, termasuk organisasi keagamaan,” ujar Sarni, S.Sos., dalam keterangannya.
Ketua PDPM Nunukan menyatakan kesiapan pihaknya untuk terjun langsung ke masyarakat dalam rangka edukasi, khususnya kepada generasi muda agar lebih memahami risiko migrasi ilegal. Hal ini menjadi bagian dari kontribusi Pemuda Muhammadiyah dalam kerja dakwah sosial di wilayah perbatasan.
Sementara itu, Ketua PDA Nunukan menekankan pentingnya perlindungan bagi anak-anak PMI yang ditinggalkan orang tuanya bekerja di luar negeri. Ia mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya angka putus sekolah di kalangan anak-anak PMI dan menegaskan kesiapan Aisyiyah dalam pendampingan pendidikan.
Selain sosialisasi, pertemuan juga menyoroti pentingnya program pembinaan dan pemberdayaan bagi PMI dan Purna PMI yang telah kembali ke kampung halaman. Inisiatif ini dinilai penting guna memastikan keberlanjutan perlindungan serta peningkatan kesejahteraan para migran dan keluarganya.
Koordinator Tim Kelembagaan BP3MI Kaltara, Usman Affan, menyambut baik kolaborasi ini dan berharap dapat menjadi contoh praktik baik di daerah perbatasan. Ia menegaskan bahwa pelibatan unsur masyarakat sipil akan memperkuat ekosistem perlindungan PMI yang lebih holistik.
Langkah sinergis antara PDPM, PDA, dan BP3MI ini menjadi bagian dari dakwah sosial yang inklusif, serta memperkuat peran keagamaan dalam isu-isu strategis kemanusiaan dan pembangunan sosial di Kalimantan Utara.