
News Tajdid, Tanjung Selor – Tingginya jumlah pekerja informal di Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi sorotan dalam struktur ketenagakerjaan provinsi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa porsi pekerja informal di Kaltara terus meningkat, mencapai 50,25 persen.
Angka ini menandakan banyaknya pekerja tanpa jaminan sosial maupun kesehatan yang rentan menjadi pengangguran.
Persoalan ini pun mengemuka dalam debat ketiga Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltara yang diadakan di Gedung Bulutangkis Handal, Tanjung Selor, Kamis (7/10/2024).
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
Salah satu pertanyaan kepada pasangan calon Sulaiman-Adri Patton (Sulton) menyinggung kebijakan mereka dalam menghadapi tingginya jumlah pekerja informal di provinsi tersebut.
Menanggapi hal ini, Sulaiman, calon gubernur nomor urut 1, menjelaskan bahwa pihaknya memiliki serangkaian program untuk menyiapkan tenaga kerja terampil sebagai upaya utama mengatasi pengangguran.
“Kami akan melatih tenaga kerja terampil dan mengoptimalkan balai latihan kerja yang sudah ada,” ujar Sulaiman. Ia yakin, dengan kompetensi yang dimiliki, tenaga kerja Kaltara dapat terserap ke berbagai sektor, termasuk sektor formal.
Adri Patton, calon wakil gubernur dari pasangan Sulton, juga menyampaikan rencana mereka untuk membangun institut komunitas atau Community College di Kaltara.
Menurutnya, institut ini akan menjadi tempat pendidikan vokasi setingkat diploma satu (D1) atau diploma dua (D2) yang fokus pada keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam berbagai sektor lokal, seperti pertanian, perkebunan, dan peternakan.
“Mahasiswa yang lulus dari institut ini akan siap diterjunkan ke berbagai sektor dan nantinya kembali menyelesaikan laporan akhir sebelum terjun langsung di dunia kerja atau membuka usaha sendiri,” jelas Adri, mantan Rektor UBT.
Melalui langkah ini, Sulton berharap para lulusan dapat menjadi tenaga kerja yang lebih kompeten dan siap membuka lapangan kerja baru.
Dalam pandangan Sulton, pekerja informal memang rentan mengalami pengangguran, sehingga kebijakan perlindungan bagi mereka sangat diperlukan.
Lebih jauh, mereka juga menyoroti pentingnya menciptakan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam menyusun regulasi yang berpihak pada masyarakat luas, dengan tujuan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat Kaltara.
Dengan komitmen ini, pasangan calon Sulaiman-Adri Patton berupaya untuk tidak hanya meningkatkan keterampilan tenaga kerja, tetapi juga menurunkan angka pengangguran, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di Kalimantan Utara.