
News Tajdid, Jakarta – Kesejahteraan guru merupakan bagian dari prioritas pilar program pendidikan Lazismu. Terutama guru yang berada di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal.
Untuk itu, sebanyak 1000 guru dan pendidik honorer memperoleh bantuan program Peduli Guru. Penyerahan bantuan insentif guru dilakukan secara simbolis kepada penerima manfaat dilakukan pada (21/10) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais mengajak supaya guru tidak berjuang sendirian. Lazismu dengan programnya memberikan apresiasi kepada guru yang telah mengabdi untuk pendidikan generasi masa depan.
“Kesejahteraan guru masih kurang mendapat perhatian, terlebih lagi guru yang ada di daerah tertinggal. Karya dan perjuangannya menjadi bentuk perhatian Lazismu karena guru adalah faktor penting dalam membangun perjalanan bangsa ini,” katanya.
Ada 1000 guru yang tersebar di Indonesia, mendapat bantuan program Peduli Guru, hasil kolaborasi Lazismu dan UPZ Permata Bank Syariah. Bantuan sebesar Rp 500 juta diberikan secara tepat sasaran bagi guru guru-guru honorer di lingkungan Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Sebelumnya, lanjut Mujadid Rais, Lazismu juga memberikan bantuan kepada guru honorer yang mengalami tunggakan iuran BPJS Kesehatan yang berkolaborasi dengan USAID Catalyze.
Lazismu berharap guru-guru penerima manfaat dapat merasakan nilai manfaat dari bantuan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada Permata Bank Syariah yang sudah berkolaborasi juga bersama Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah.
Sejalan dengan program tersebut, Kepala Divisi Syariah dan Consumer Banking UPZ Permata Bank Syariah Rinaldi Agustian Aziz mengungkapkan kolaborasi bersama Lazismu merupakan komitmen di bidang pendidikan untuk memberikan jangkauan lebih luas bagi penerima manfaat.
“Ekosistem Keuangan Islam yang inklusif yang menjadi bagian dari perbankan syariah diharapkan manfaatnya bisa lebih dirasakan oleh masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Majelis Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah PP Aisyiyah Fitni Wilis, mengatakan pendidikan TK ‘Aisyiyah sudah ada 1 abad lebih, wujud nyata kontribusi Muhammadiyah di bidang pendidikan.
“Ada puluhan ribu TK Aisyiyah yang terus memberikan layanan kepada anak – anak usia dini di seluruh Indonesia, di samping itu Aisyiyah juga punya kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan dari usia dini sampai tingkat menengah, ujarnya.
Dia juga menyampaikan, guru-guru pendidikan anak usia dini juga masih jauh dari kata sejahtera. Oleh karena itu dia mengajak seluruh pihak untuk saling bersinergi, baik organisasi non pemerintah, maupun pemerintah (muhammdiyah.or.id)