
News Tajdid, Tanjung Selor – Dalam rangka memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitas pengajaran di Kalimantan Utara (Kaltara), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara berencana meluncurkan program pertukaran untuk pelajar, guru, dan kepala sekolah.
Kepala Disdikbud Kaltara, Teguh Henri Sutanto, menyampaikan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan mutu pendidikan di seluruh wilayah Bumi Benuanta.
“Kami tengah mengonsep program asimilasi ini, dan insyaallah bisa kami jalankan tanpa memerlukan biaya tambahan,” ujar Teguh.
Ia menegaskan bahwa program ini masih dalam tahap perencanaan namun diyakini akan segera terealisasi.
Program pertukaran ini, lanjut Teguh, sejalan dengan visi Disdikbud Kaltara yang menekankan pada akses pendidikan berkualitas yang adil dan merata di seluruh wilayah.
Melalui pertukaran ini, diharapkan dapat terjadi peningkatan pada mutu pendidikan, baik di perkotaan maupun di daerah terpencil.
“Visi misi kami menekankan pemerataan mutu pendidikan. Oleh karena itu, keberadaan guru berkualitas di daerah terpencil menjadi penting agar semua siswa memiliki kesempatan belajar yang setara,” kata Teguh.
Selain untuk pemerataan pendidikan, program ini juga diharapkan mampu memacu peningkatan kualitas para tenaga pendidikan di Kaltara.
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
Teguh menekankan bahwa guru-guru terbaik akan dipilih untuk bertugas di wilayah yang membutuhkan perhatian lebih, khususnya daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
“Kami juga ingin memberikan kesempatan bagi pelajar di daerah 3T untuk merasakan atmosfer pembelajaran di kota. Ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka,” ujarnya.
Pertukaran ini, menurut Teguh, akan memberi pengalaman baru bagi pelajar dalam metode belajar yang berbeda.
Tak hanya di Kaltara, Disdikbud Kaltara juga telah menjajaki kerja sama dengan sekolah-sekolah di Yogyakarta, Jawa Tengah, untuk program pertukaran antarprovinsi. Hal ini membuka peluang bagi siswa dan guru dari Kaltara untuk belajar di kota pendidikan seperti Yogyakarta.
“Kami telah bekerja sama dengan SMAN 3 dan SMAN 8 Yogyakarta untuk program ini. Siswa dan guru dari Kaltara dapat belajar di Yogyakarta, begitu pula sebaliknya. Kami berharap adaptasi metode pembelajaran dari Jogja dapat bermanfaat,” kata Teguh menutup.