
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
TARAKAN – Muhammadiyah terus menunjukkan eksistensinya di Kalimantan Utara sebagai gerakan Islam yang membumi dan progresif. Tak hanya melalui amal usaha dan kegiatan dakwah, peran pelajar Muhammadiyah juga makin terasa dalam mendorong perubahan sosial, khususnya lewat kontribusi aktif Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Haisyam, Ketua Bidang Organisasi PW IPM Kalimantan Utara, menegaskan pentingnya penguatan basis kader dan struktur organisasi di seluruh wilayah Kaltara. Hal ini ia sampaikan setelah mengikuti Pelatihan Kader Madya Taruna Melati (PKMTM) 3 di Lampung, yang menjadi titik refleksi sekaligus titik balik dalam perjuangannya di IPM.
“Setelah mengikuti PKMTM 3 di Lampung, saya merasa semakin kuat secara ideologis dan organisatoris. Kader IPM harus terus bergerak, bukan hanya di tataran ide tapi juga aksi nyata. Dan ini harus dimulai dari rumah kita sendiri, di Kalimantan Utara,” ungkap Haisyām.
Ia melihat langsung bagaimana kader IPM di wilayah lain begitu aktif, solid, dan penuh inisiatif. Pengalaman itu memicunya untuk membawa semangat serupa ke Kaltara. Ia kini fokus pada revitalisasi organisasi dan pelibatan kader dalam isu-isu aktual, seperti literasi, lingkungan, dan pembangunan wilayah perbatasan.
“Di Kalimantan Utara, kita menyaksikan bagaimana Muhammadiyah hadir sebagai kekuatan sosial keagamaan yang membawa dampak. IPM sebagai ortom pelajar tentu punya tanggung jawab untuk ikut menggerakkan roda perubahan itu,” tambahnya.
IPM Kalimantan Utara kini aktif membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas pemuda dan lembaga sosial, untuk memperluas jejaring serta memperkuat basis gerakan pelajar. Selain itu, pelatihan dan forum pelajar terus digalakkan sebagai wadah kaderisasi yang membumi dan membebaskan.
Haisyam menutup, “Kami ingin buktikan bahwa pelajar di daerah perbatasan juga bisa jadi pelopor perubahan. Semangat dari PKMTM 3 bukan hanya dibawa pulang sebagai pengalaman, tapi sebagai energi perjuangan untuk memajukan IPM di Kalimantan Utara.”