
News Tajdid, Washington – Kandidat Partai Republik Donald Trump berhasil kembali menduduki Gedung Putih setelah berhasil mengumpulkan dukungan signifikan di negara-negara bagian kunci atau “swing states”. Kesuksesan ini didorong oleh dukungan kuat di wilayah pedesaan dan pinggiran kota, dengan peningkatan dukungan dari kalangan pemilih kulit hitam dan Latino.
Menurut laporan situs berita FOX, terdapat tiga faktor utama di balik kemenangan Trump. Pertama, dukungan Trump di wilayah pedesaan, khususnya di negara bagian seperti Pennsylvania, mengalami peningkatan. Pennsylvania memberikan Trump tambahan 19 suara Electoral College, di mana pada pemilu sebelumnya Trump dan pesaingnya sama-sama meraih hasil tipis di wilayah tersebut.
Faktor kedua adalah melemahnya dukungan untuk Partai Demokrat di wilayah pinggiran kota. Beberapa daerah seperti Loudoun di Virginia Utara mengalami penurunan margin kemenangan bagi Demokrat. Sementara itu, meski beberapa pinggiran kota seperti di sekitar Atlanta masih mendukung Demokrat, tren ini dinilai signifikan.
Faktor ketiga adalah berkurangnya dukungan Partai Demokrat di kalangan pemilih Latino, khususnya di negara bagian seperti Florida dan Texas. Di wilayah Miami-Dade dan Osceola yang menjadi basis pemilih Latino, Trump berhasil mengubah peta dukungan menjadi lebih menguntungkannya dibandingkan dengan Demokrat.
Kemenangan Trump kali ini dikaitkan dengan isu-isu ekonomi domestik seperti inflasi dan pengangguran, yang menjadi fokus utama pemilih. Pada masa kepresidenan pendahulunya, Joe Biden, inflasi AS mencapai puncaknya dalam 41 tahun terakhir dengan kenaikan tingkat suku bunga yang signifikan. Hal ini memengaruhi daya beli masyarakat yang pada akhirnya memengaruhi pilihan politik warga AS.
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
Kemenangan ini diperkirakan akan memperkuat kebijakan-kebijakan domestik berbasis kapitalisme yang memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi dengan pola fluktuatif, namun dengan risiko ketidakpastian pasar yang masih membayangi warga AS