
News Tajdid, Tarakan – Ajang Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadist (MTQH) XXII di Kota Tarakan terus berlanjut dengan berbagai kegiatan yang mengedepankan semangat moderasi beragama.
Salah satu cabang yang mencuri perhatian adalah Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) yang digelar pada Minggu, 27 Oktober 2024, di lantai dua SMUN 1 Tarakan.
Dalam lomba ini, delapan grup peserta berlaga, terdiri dari empat grup putra dan empat grup putri. Masing-masing peserta mempresentasikan makalah ilmiah yang mengusung tema kearifan lokal Kalimantan Utara dengan perspektif moderasi beragama.
Makalah tersebut berusaha mengangkat nilai-nilai kearifan lokal yang relevan dalam memperkuat harmoni antargolongan di wilayah tersebut.
Para peserta, yang diidentifikasi dengan nomor urut 131 hingga 138, memaparkan hasil penelitian mereka secara mendalam. Sebagian besar penelitian mereka menyoroti kekayaan budaya Kalimantan Utara, sembari menekankan pentingnya sikap toleransi dalam kehidupan beragama yang beragam.
Hal ini diharapkan dapat mendorong pemahaman lintas budaya yang lebih baik di masyarakat.
Ketua majelis hakim cabang KTIQ, Muhammad Arbaik, M.Pd., bersama dua anggota lainnya, Dr. Fahmi Syam, S.Pd., dan Muh. Darwis, S.Sos., M.Pd., menilai hasil presentasi peserta dengan mempertimbangkan kedalaman materi dan keterkaitan tema dengan moderasi beragama.
Mereka juga memberikan masukan bagi para peserta untuk terus menggali potensi kearifan lokal sebagai upaya memperkuat nilai-nilai positif dalam bermasyarakat.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tarakan, H. Syopyan, S.Ag., M.Pd., turut menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme peserta KTIQ tahun ini.
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
Menurutnya, tema-tema yang diangkat sangat penting untuk mendukung kerukunan umat beragama, khususnya di daerah yang masyarakatnya beragam seperti Kalimantan Utara.
“Saya sangat mengapresiasi semangat para peserta dalam menyusun karya yang menyentuh aspek kearifan lokal serta moderasi beragama. Topik yang mereka bawa sangat relevan dalam memperkuat persatuan di tengah masyarakat yang majemuk,” ujar H. Syopyan.
Melalui ragam topik yang diangkat, diharapkan karya tulis para peserta dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun kesadaran dan semangat moderasi beragama di masyarakat.
Pihak penyelenggara berharap ajang ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengedepankan sikap toleransi dan saling menghormati dalam keberagaman. (*)
Sumber : Kemenag Tarakan