
News Tajdid, Tanjung Selor – Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kalimantan Utara, Togap Simangunsong, mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan untuk memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah tersebut.
Melalui program ini, diharapkan tidak hanya kebutuhan gizi anak-anak yang terpenuhi, tetapi juga perekonomian lokal yang semakin kuat.
Togap menjelaskan, pelibatan UMKM lokal dalam penyediaan bahan makanan menjadi inti dari program ini.
“Kita melibatkan UMKM lokal untuk menyediakan bahan makanan. Dengan begitu, perekonomian masyarakat juga akan ikut terdongkrak,” ujarnya.
Ini merupakan langkah strategis yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM di Kalimantan Utara.
Koordinasi yang efektif antara pemerintah, pelaku UMKM, dan pihak terkait lainnya menjadi kunci keberhasilan program MBG.
“Kita harus memastikan bahwa makanan yang disajikan bergizi dan aman untuk dikonsumsi anak-anak,” tegas Togap.
Penekanan pada keamanan dan gizi makanan mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan generasi muda.
Uji coba program ini telah dilaksanakan di Kota Tarakan dan Kabupaten Malinau. Namun, hasil sementara menunjukkan bahwa biaya distribusi menjadi faktor penentu yang membuat harga makan gratis di Kalimantan Utara melebihi standar nasional yang ditetapkan, yaitu Rp15.000.
Hal ini menunjukkan tantangan tersendiri bagi pelaksanaan program.
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
Togap menambahkan bahwa harga nasional tidak dapat sepenuhnya diterapkan di wilayah Bumi Benuanta. Keterbatasan moda transportasi di beberapa daerah menyebabkan biaya distribusi menjadi lebih mahal, terutama di wilayah yang minim akses transportasi.
Pemerintah daerah akan mengadakan rapat untuk menentukan besaran nilai yang tepat untuk program ini.
“Koordinasi akan dilakukan lagi untuk menentukan harga yang pas, agar UMKM yang terlibat tidak merugi,” lanjutnya.
Dalam estimasi awal, harga makanan di Tarakan diperkirakan berkisar antara Rp20.000 hingga Rp21.000.
Uji coba ini bersifat gotong royong, di mana setiap kabupaten/kota diharapkan dapat menyediakan makanan secara mandiri.
Togap juga berharap agar kabupaten/kota di Kalimantan Utara dapat menjadi bagian dari pelaksanaan pertama program makan siang bergizi gratis ini.
“Data akan kita siapkan, karena yang berhak mendapatkan makan bergizi gratis mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak SD, SMP, SMA, dan sederajat,” tutupnya.
Dengan program ini, diharapkan terjadi sinergi antara pemerintah dan pelaku UMKM, sehingga tidak hanya kesehatan anak-anak yang terjamin, tetapi juga pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Program Makan Bergizi Gratis menjadi langkah awal untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Kalimantan Utara.