
Jakarta, News Tajdid – Judi online di Indonesia terus merajalela dan merambah semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
Data dari Alvara Research pada September 2024 menunjukkan bahwa sekitar 4,5 persen penduduk Indonesia, atau setara dengan 12 juta orang, pernah terlibat dalam judi online. Fenomena ini mengundang perhatian berbagai pihak, termasuk GP Ansor dan Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPTAK), transaksi judi online terus melonjak dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, transaksi judi online mencapai Rp57,91 triliun dan terus meningkat hingga mencapai Rp327,05 triliun pada 2023.
Hanya dalam paruh pertama 2024, transaksi sudah mencapai Rp174,56 triliun.
Praktik judi online ini semakin mudah diakses karena jumlah minimal transaksi yang rendah, seringkali di bawah Rp10 ribu, sehingga anak-anak juga menjadi sasaran. Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), sekitar 80 ribu anak-anak di bawah usia 10 tahun pernah terlibat judi online.
GP Ansor melalui sayapnya, Rijalul Ansor, secara aktif mengkampanyekan bahaya judi online dalam berbagai kegiatan pengajian di tengah masyarakat. Ketua GP Ansor, H Addin Jauharudin, menyatakan mendukung penuh langkah Presiden Prabowo untuk memberantas oknum pejabat yang mendukung aktivitas judi online.