Tarakan – Kota Tarakan mulai menapaki jalan menuju kota ramah lansia dengan hadirnya Sekolah Lansia Nurani (Nusantara Ramah Lansia) yang resmi dibuka pada Ahad(7/9/2025). Program ini diinisiasi Yayasan Almarhamah bersama Pemuda ICMI Kaltara dan Yayasan Indonesia Ramah Lansia, serta mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Tarakan.

Wali Kota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes., yang hadir sekaligus membuka kegiatan, menegaskan bahwa keberadaan Sekolah Lansia sejalan dengan visi pemerintah daerah menjadikan Tarakan sebagai kota yang peduli terhadap kelompok usia lanjut. Menurutnya, Tarakan memiliki peluang besar menjadi model nasional dalam pengembangan kota ramah lansia.

“Dengan adanya program ini, kami berharap Tarakan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain. Lansia adalah aset berharga yang perlu kita berdayakan agar tetap sehat, mandiri, dan produktif,” ujar Khairul dalam sambutannya.

Program Sekolah Lansia Nurani menjadi jawaban atas tantangan demografi di Indonesia. Berdasarkan data BPS, jumlah lansia pada 2023 mencapai 31 juta jiwa dan diproyeksikan terus meningkat hingga tahun 2045. Kondisi ini membutuhkan terobosan program yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup lansia.

Kegiatan perdana Sekolah Lansia diikuti 30 peserta dari Kelurahan Lingkas Ujung dengan rentang usia 60 tahun ke atas. Mereka mendapatkan materi terkait kesehatan, keterampilan sehari-hari, hingga pembinaan spiritual. Program ini juga dikemas secara interaktif agar para lansia lebih mudah memahami.

Selain dukungan materi edukasi, program ini diharapkan memicu pembangunan fasilitas ramah lansia di Tarakan. Mulai dari akses transportasi, pelayanan publik, hingga ruang terbuka hijau yang bersahabat dengan kebutuhan kelompok usia lanjut.

Pemuda ICMI Kaltara menegaskan, Sekolah Lansia Nurani tidak hanya berhenti pada kegiatan pembelajaran, melainkan menjadi gerakan sosial berkelanjutan yang dapat melibatkan keluarga, komunitas, dan pemerintah.

Dengan visi besar ini, Tarakan semakin mantap menegaskan posisinya sebagai salah satu kota yang mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi ganda, sekaligus menunjukkan kepeloporan dalam pelayanan lansia di Indonesia