
News Tajdid, Tarakan – Saat melakukan kampanye dialogis di Pasir Putih pada Minggu (3/11/2024), pasangan calon Walikota Tarakan Khairul-Ibnu Saud (Kharisma) menerima sejumlah keluhan dari ratusan warga setempat, yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan petambak.
Keluhan utama warga adalah sulitnya memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM) solar untuk kebutuhan melaut.
Menanggapi hal tersebut, Khairul berjanji akan mempercepat operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), yang diharapkan dapat mengatasi masalah keterbatasan BBM yang sering kali memaksa nelayan untuk tidak melaut. Meski sudah diusulkan sejak periode pertamanya, Khairul menyebut proses perizinan operasional SPBN masih tertunda.
“Operasional SPBN sebenarnya sudah diusulkan, tapi karena belum ada izin, jadi terhenti. Jika kami terpilih kembali, kami akan melanjutkan upaya ini dengan mendapatkan izin dari Kementerian Kelautan dan Pertamina,” jelas Khairul.
Khairul juga memastikan bahwa penyaluran BBM nantinya akan dilakukan sesuai mekanisme yang ada.
Setiap nelayan yang terdaftar dan memiliki kartu nelayan akan mendapat kuota BBM yang mencukupi untuk keperluan melaut.
Selain permasalahan BBM, warga juga meminta penambahan tambatan perahu untuk berlabuh dengan aman. Khairul menyatakan bahwa beberapa tambatan perahu telah dibangun di Mamburungan pada periode pertama jabatannya.
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
Namun, ia berjanji untuk melanjutkan pembangunan tambatan perahu di lokasi-lokasi lain yang dibutuhkan.
Terkait stabilitas harga udang dan ikan, Khairul berencana untuk membangun fasilitas cold storage melalui kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, yang akan dikelola bersama oleh Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda).
Fasilitas ini diharapkan dapat membantu nelayan dan petambak untuk memantau harga pasar secara transparan, sehingga harga jual dan beli menjadi lebih stabil.
“Dengan adanya cold storage, masyarakat bisa ikut terlibat dan mengelola, sehingga mereka tahu harga pasar yang sesungguhnya, dan tidak ada lagi kecurigaan terkait harga beli dan jual,” pungkas Khairul.