Bersama Kader Cegah Risiko: PWS-KIA Jadi Upaya Preventif Komplikasi dan Stunting di Tarakan

Tarakan — Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak terus menjadi perhatian serius di Kota Tarakan, seiring masih adanya risiko komplikasi kehamilan dan ancaman stunting pada anak. Salah satu strategi yang dinilai efektif adalah pemberdayaan kader posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat. Langkah konkret ini diwujudkan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bertajuk “Bersama Kader Cegah Risiko: Pemberdayaan Kader Posyandu untuk Monitoring Ibu Hamil Trimester Akhir melalui PWS-KIA sebagai Upaya Preventif Komplikasi dan Stunting” yang dilaksanakan sepanjang September 2025 di Kelurahan Sebengkok, Kota Tarakan.

Program ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Kegiatan PKM ini dirancang sebagai bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kapasitas kader posyandu dalam pemantauan kesehatan ibu hamil, khususnya pada trimester akhir yang menjadi fase krusial menjelang persalinan.

Tim pelaksana PKM diketuai oleh Agus Purnama Sari, S.ST., M.Keb., dengan anggota Rahmi Padlilah, SST., Bdn., M.Keb. dan Donny Tri Wahyudi, S.Kep., Ns., M.Kep. Ketiganya merupakan dosen yang memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman di bidang kesehatan ibu dan anak. Mitra kegiatan adalah Kelompok Kader Posyandu Aster 3 Kelurahan Sebengkok, yang selama ini aktif melayani masyarakat melalui kegiatan posyandu rutin.

Kader posyandu memiliki peran strategis karena berinteraksi langsung dengan ibu hamil dan keluarga di lingkungannya. Mereka tidak hanya memberikan pelayanan dasar, tetapi juga menjadi penghubung informasi antara masyarakat dan fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas kader dinilai sangat penting dalam upaya deteksi dini risiko kehamilan.

Tiga Tahapan Kegiatan Terstruktur

PKM ini dilaksanakan melalui tiga tahapan kegiatan utama yang saling berkesinambungan. Tahap pertama adalah Pelatihan Monitoring Menggunakan PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak) yang digelar pada 16 September 2025 di Ruang Pertemuan Kantor Kelurahan Sebengkok. Dalam sesi ini, para kader dibekali pemahaman mendalam mengenai konsep PWS-KIA, cara membaca data, mengisi format pemantauan, hingga menginterpretasikan hasil untuk mengenali ibu hamil berisiko tinggi.

Tahap kedua adalah Pelatihan Edukasi Gizi Ibu Hamil yang dilaksanakan pada 19 September 2025. Edukasi ini difokuskan pada pentingnya pemenuhan gizi selama kehamilan, terutama pada trimester akhir. Materi yang diberikan mencakup kebutuhan nutrisi ibu hamil, dampak kekurangan gizi terhadap janin, serta kaitannya dengan risiko stunting pada anak.

Tahap ketiga sekaligus penutup rangkaian kegiatan adalah Simulasi dan Praktik Lapangan Terbimbing yang dilaksanakan pada 26 September 2025. Pada tahap ini, kader melakukan praktik langsung pemantauan ibu hamil di lapangan menggunakan PWS-KIA dengan pendampingan intensif dari tim pelaksana. Kegiatan ini juga menjadi sarana evaluasi untuk mengukur peningkatan keterampilan dan kepercayaan diri kader setelah mengikuti pelatihan.

PWS-KIA sebagai Alat Deteksi Dini

PWS-KIA merupakan instrumen pemantauan yang sederhana namun memiliki peran penting dalam sistem kesehatan masyarakat. Melalui PWS-KIA, kader dapat mencatat dan memantau kondisi ibu hamil di wilayahnya secara sistematis, termasuk faktor usia, paritas, riwayat penyakit, serta tanda-tanda bahaya kehamilan.

Ketua tim PKM, Agus Purnama Sari, menjelaskan bahwa pemanfaatan PWS-KIA menjadi langkah strategis dalam memperkuat upaya pencegahan komplikasi kehamilan. “Kader adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat. Dengan memahami dan mampu menggunakan PWS-KIA, kader dapat mengenali risiko sejak dini dan segera mengarahkan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan. Ini merupakan bentuk nyata pencegahan komplikasi persalinan sekaligus upaya strategis menekan angka stunting,” ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan program kesehatan ibu dan anak tidak hanya bergantung pada fasilitas kesehatan, tetapi juga pada kesiapan masyarakat, khususnya kader posyandu, dalam melakukan pemantauan dan edukasi secara berkelanjutan.

Edukasi Gizi sebagai Investasi Masa Depan

Selain pemantauan risiko kehamilan, aspek gizi ibu hamil menjadi fokus penting dalam program ini. Kekurangan asupan gizi selama kehamilan diketahui berkontribusi besar terhadap terjadinya stunting dan gangguan tumbuh kembang anak.

Rahmi Padlilah menjelaskan bahwa materi edukasi gizi dirancang secara sederhana dan aplikatif agar mudah dipahami oleh kader dan dapat disampaikan kembali kepada masyarakat. “Kami menekankan bahwa kader tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menyampaikan pesan gizi dengan bahasa yang sederhana, sesuai dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat. Kami juga membekali kader dengan media edukasi praktis yang bisa digunakan saat kegiatan posyandu,” jelasnya.

Melalui pendekatan ini, kader diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran ibu hamil akan pentingnya gizi seimbang selama kehamilan.

Dari Teori ke Praktik Lapangan

Simulasi dan praktik lapangan menjadi bagian yang sangat penting dalam rangkaian PKM ini. Kader Posyandu Aster 3 melakukan praktik langsung pendataan ibu hamil, pengisian format PWS-KIA, hingga analisis hasil pemantauan. Pendampingan dari tim dosen membuat kader lebih percaya diri dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh.

Donny Tri Wahyudi menegaskan bahwa praktik lapangan merupakan kunci keberhasilan program. “Pelatihan di kelas saja tidak cukup. Dengan praktik langsung di lapangan, kader dapat merasakan situasi nyata dan memahami bagaimana PWS-KIA digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Harapannya, keterampilan ini terus diterapkan dalam kegiatan posyandu rutin,” katanya.

Dampak Positif bagi Kader dan Masyarakat

Dari hasil evaluasi kegiatan, terlihat adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam menggunakan PWS-KIA serta dalam menyampaikan edukasi gizi kepada ibu hamil. Kader juga menyatakan lebih siap dan percaya diri dalam melakukan pemantauan ibu hamil trimester akhir di wilayahnya.

Salah satu kader Posyandu Aster 3 mengungkapkan bahwa program ini memberikan manfaat nyata. “Program ini sangat membantu kami. Sekarang kami lebih paham cara memantau ibu hamil menggunakan PWS-KIA dan lebih mudah menjelaskan pentingnya gizi kepada ibu hamil,” ujarnya.

Kontribusi Nyata untuk Kota Tarakan

Melalui pemberdayaan kader posyandu, program PKM ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan risiko komplikasi persalinan dan mencegah stunting sejak dini di Kota Tarakan. Kedekatan kader dengan masyarakat menjadikan mereka aktor kunci dalam upaya promotif dan preventif kesehatan ibu dan anak.

“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Ke depan, kader perlu terus didampingi agar keterampilan yang sudah dimiliki semakin terasah dan manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat,” tutup Agus Purnama Sari.

Dengan langkah-langkah kecil namun strategis melalui pemanfaatan PWS-KIA dan penguatan edukasi gizi ibu hamil, diharapkan terwujud generasi Tarakan yang lebih sehat, bebas stunting, serta ibu hamil yang dapat menjalani masa kehamilan hingga persalinan dengan aman dan optimal. (*)

  • Related Posts

    Ahmad Budi Anhar Kupas Tuntas Cara Mencegah Diabetes pada Lansia

    TAJDIDOFFICIAL.COM, Pada pertemuan Sekolah Lansia ke-4 DCLA Sehati Kota Tarakan, Ahad 23 November 2025, peserta mendapat materi kesehatan khusus dari Ahmad Budi Anhar, S.Kep.NS yang membahas topik “Menjaga Kesehatan di…

    Lanjutkan Membaca
    Lansia Antusias Ikuti Pemeriksaan Kesehatan Lengkap di Sekolah Lansia Sehati

    TAJDIDOFFICIAL.COM, Pemeriksaan kesehatan menjadi salah satu bagian paling ditunggu dalam pertemuan Sekolah Lansia ke-4 DCLA Sehati Kota Tarakan pada Ahad, 23 November 2025. Agenda ini dikolaborasikan bersama tim Majelis Kesehatan…

    Lanjutkan Membaca

    One thought on “Bersama Kader Cegah Risiko: PWS-KIA Jadi Upaya Preventif Komplikasi dan Stunting di Tarakan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    You Missed

    Forum Guru Muhammadiyah Tarakan Resmi Dilantik: Wiliah Tegaskan Komitmen Mencerahkan Pendidikan Berkarakter”

    Forum Guru Muhammadiyah Tarakan Resmi Dilantik: Wiliah Tegaskan Komitmen Mencerahkan Pendidikan Berkarakter”

    FGM Tarakan dan STIMIK PPKIA Jalin Sinergi Digital: Guru Muhammadiyah Siap Hadapi Era Pembelajaran Modern”

    FGM Tarakan dan STIMIK PPKIA Jalin Sinergi Digital: Guru Muhammadiyah Siap Hadapi Era Pembelajaran Modern”

    INSTEKMU Tarakan dan APINDO Kaltara Jalin Kemitraan Strategis, Bahas Kebutuhan Tenaga Kerja Lokal

    INSTEKMU Tarakan dan APINDO Kaltara Jalin Kemitraan Strategis, Bahas Kebutuhan Tenaga Kerja Lokal

    Akses Internet di SMA Kaltara Terimbas Efisiensi Anggaran, Fokus Dialihkan ke Wilayah 3T

    Akses Internet di SMA Kaltara Terimbas Efisiensi Anggaran, Fokus Dialihkan ke Wilayah 3T

    SD Muhammadiyah 2 Tarakan Deklarasi Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Bersinar

    SD Muhammadiyah 2 Tarakan Deklarasi Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Bersinar

    Family Gathering GTK Muhammadiyah Selumit, Langkah Baru Menuju Pendidikan Berkualitas

    Family Gathering GTK Muhammadiyah Selumit, Langkah Baru Menuju Pendidikan Berkualitas