
News Tajdid, Tarakan – Dalam kegiatan Pelatiahan Keder Madya Taruna Melati (PKMTM) / TM 3 Kaltara yang diinisiasi oleh Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kaltara.
Tema “Impactful Leadership” menjadi sorotan utama dalam revitalisasi Jati Diri Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Master of Training PKMTM 3 , Haris Islah menekankan bahwa revitalisasi ini merupakan respon terhadap perubahan paradigma dan Sistem Perkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (SPI) yang telah berakhir pada tahun 2024.
Haris mengungkapkan bahwa meskipun IPM sering kali dianggap sebagai gerakan keilmuan, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menyalurkan pengetahuan tersebut ke dalam praktik kepemimpinan yang nyata. Dengan berakhirnya SPI Kuning, ada kebutuhan mendesak untuk mengadopsi paradigma baru yang tidak hanya fokus pada ilmu, tetapi juga pada pengembangan pemimpin yang berkualitas.
“Kita kini sedang mendiasporakan dan menciptakan banyak pemimpin di berbagai sektor, termasuk pemerintahan dan lembaga legislatif,” ujarnya pada tajdidofficial.com (Selasa, 29 Oktober 2024)
Para kader IPM kini banyak yang berkontribusi dalam pemerintahan dan organisasi lainnya, menunjukkan bahwa pendidikan di IPM menghasilkan alumni yang siap memimpin.
Anggota Bidang Organisasi Pimpinan Pusat IPM ini juga menjelaskan bahwa komponen Pimpinan Muhammadiyah Pusat didominasi oleh alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Namun, ada anggapan umum bahwa organisasi kepemudaan tidak mampu menghasilkan citra akademik yang kuat.
“Kami meyakini bahwa basis dari organisasi kepemudaan adalah pemimpin. Pemimpin yang berilmu akan memastikan bahwa keilmuan tidak diabaikan,” tuturnya.
Di Kaltara, teman-teman di daerah meminta agar tema kepemimpinan yang berdampak positif diangkat dalam perkaderan ini.
“Teman-teman yang hadir di TM3 diharapkan dapat membawa konsep ini kembali ke daerah masing-masing,” tambah Islah.
Ke depan, pelatihan kader ini juga akan fokus pada pengembangan fasilitator, sehingga dampak positif tidak hanya dirasakan oleh peserta pelatihan, tetapi juga oleh para pelatihnya.
“Kita harus memperhatikan siapa yang melatih, karena kualitas pelatihan akan sangat bergantung pada kemampuan fasilitator,” katanya.
Dalam upaya memperluas penetrasi konsep “Impactful Leadership”, Haris berharap IPM Kaltara harus terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa setiap pelatihan dan kegiatan yang dilaksanakan memberikan manfaat yang maksimal.
“kita berharap teman-teman ipm kaltara berkomitmen untuk menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berdampak baik bagi masyarakat,” tutup haris . (*)