
News Tajdid, Tarakan – Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tarakan, H. Syopyan, S.Ag., M.Pd., menjadi narasumber dalam Dialog Luar Studio RRI Tarakan edisi spesial Hari Santri, yang digelar di Pondok Pesantren Ulul Albab Tarakan, Senin (21/10/2024). Acara ini membahas peran santri dalam perjuangan kemerdekaan serta kontribusi mereka dalam pengisian kemerdekaan saat ini.
Dalam diskusi tersebut, H. Syopyan menyoroti sejarah perjuangan santri pada masa penjajahan, khususnya ketika Belanda berusaha kembali menduduki Indonesia. Seruan jihad dari para ulama melalui Resolusi Jihad menjadi tonggak penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Ketika ditanya oleh salah satu pendengar mengenai bentuk dukungan yang diberikan pemerintah kepada pesantren, H. Syopyan menegaskan bahwa Kementerian Agama hadir untuk memberikan afirmasi nyata kepada pondok pesantren di seluruh Indonesia.
“Salah satu afirmasi terbesar yang kami berikan adalah lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Ini adalah pengakuan luar biasa dari pemerintah terhadap peran penting pesantren,” ujar H. Syopyan.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Kementerian Agama telah menjalankan berbagai program untuk mendukung keberlanjutan pesantren. Saat ini, terdapat sekitar 41.200 pesantren di seluruh Indonesia. Di Kota Tarakan sendiri, 13 pesantren telah terdaftar dan diakui oleh Kementerian Agama.
“Pemerintah memastikan kesejahteraan santri dengan memberikan bantuan, dukungan ekonomi, dan program lainnya, agar pesantren dapat hidup mandiri dan berkembang secara berkelanjutan,” tambahnya.
Selain H. Syopyan, dialog tersebut juga menghadirkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tarakan, pimpinan Pondok Pesantren, dan Ketua Yayasan Ulul Albab Tarakan sebagai narasumber. Mereka menyampaikan pandangan tentang kontribusi santri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era modern.
Baca Juga : Ketum HIPMI Kaltara Bicara Soal Peluang Ekspor ke Wapres
Baca Juga : Porwakot I Tarakan Pertandingkan 8 Cabor dan Lomba, Libatkan Seluruh Insan Per
Acara ini berlangsung dengan antusiasme tinggi, memperkuat peran santri sebagai pilar penting dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan.(*)
Sumber : Kemenag Tarakan